Langsung ke konten utama

Membangun yang pernah patah




Aku buka dengan kutipan surat dari Marx kepada Arnold Ruge di Dresden, "pemikiran selalu ada, tetapi tidak semua dalam bentuk yang rasional." Kumpulan pesan-pesan ini lahir dari opini abstrak penulis untuk membangkitkan semangat kamerad berjuang yang sedang patah arang dalam memandang sosialisme di dunia. Juga tidak memiliki referensi manapun selain dari hasil menikmati perjuangan bersama kawan-kawan di Serang Banten. Check it out!


...


Dunia yang punya segudang problematika ini menarik untuk dibahas. Lahir dari rasa yang sama, "manusia menginginkan setiap kepentingannya terpenuhi." Namun, belum ada jawaban yang pasti soal mewujudkannya. Yang berkeliaran adalah beragamnya pemikiran dan ide yang tumbuh bersamaan dengan perjuangan, termasuk gagasan sosialisme.

Lahirnya gagasan Sosialisme di masyarakat yang menampilkan keinginan membangun dunia yang adil dan sejahtera telah memunculkan banyak simpati. Keresahan bersama memahami sejarah penghisapan manusia lewat metode perbudakan, kuasa feodalis, penjajahan, sampai kerja produksi kapitalis itulah yang memancing jutaan pemuda dunia untuk mempraktekkan kerja-kerja pembebasan. Dengan banyaknya juga tipe dan inovasi baru dalam sosialisme, perjuangan akan gagasan itu masih belum berakhir.

Aral merintang mewujudkan pembebasan itu telah membawa banyak peristiwa perjuangan yang di mana membuktikan bahwa, "dalam sejarah perjuangan kelas, antara sang penghisap dan sang terhisap, ada dua fenomena berbeda. Sang penghisap akan selalu menghadapi krisis dalam perjalanan sistemnya yang kemudian dapat mengevaluasi diri untuk kembali merebut kemenangannya. Sedangkan sang terhisap terjebak dalam ketahanan untuk bertarung menghadapi krisis penghisap, kemudian berhasil merebut, namun kembali kalah."

Gambaran peliknya revolusi dunia, seperti Komune Paris, Revolusi Rusia, Revolusi Spanyol, sampai Pembebasan Nasional China semua dimulai dengan kemenangan dan berakhir dengan kekalahan. Baik kekalahan mempertahankan persatuan, metode perjuangan, maupun lepas dari sistem. Sudah berulang kali dan seperti tidak mau belajar untuk memperbaiki diri.

Banyak kritik dunia akan gagasan sosialisme yang dianggap primitif dan utopis bila diwujudkan. Kegagalan yang dialami secara berulang di beberapa tempat membuat justifikasi bahwa tidak akan mungkin menjalankan sistem yang memperjuangkan kehidupan kelas terhisap ini. Para pemuja sistem kapitalisme beranggapan bahwa sistem yang berisikan manusia yang saling bersaing dalam pasar bebas yang mana bermain untuk saling menjatuhkan adalah jalan terbaik bagi kehidupan dunia. Semakin manusia bersaing maka inovasi dalam kehidupan akan bertumbuh meskipun harus menciptakan banyak kelaparan dan penderitaan di dunia. Dan manusia yang terjebak dalam penghisapan akan dianggap sampah mayoritas yang memang layak untuk dimanfaatkan. “Kapital hadir mengucur deras dari kepala hingga kaki, dari setiap 
lubang pori-pori, dengan darah dan 
kotoran", kata Marx dalam tulisannya Capital: a Critique of Political Economy Vol. 1.

Kegagalan berpikir soal kejatuhan sosialisme yang dihubungkan dengan tidak layaknya sistem ini diperjuangkan membuat banyak yang berpikir untuk melawannya. Bersandarkan oleh logika dialektis yang mengarusutamakan pada materi yang berkembang, seharusnya kita sadar bahwa kegagalan yang selama ini ditempuh adalah bagian proses perjuangan. Memang kekalahan sistem ini dalam beberapa peristiwa harus diakui karena belum mampunya kita bertahan melawan kapitalisme. Serbuan yang bertubi-tubi dengan perang dan politik konflik identitas, membawa jalan terjal akan proses pembebasan ini. Ditambah persatuan yang sering kali rusak karena masih ada massa yang belum berjuang untuk kepentingan bersama. Bukan berarti sosialisme tidak bisa dikerjakan dan diwujudkan, namun tetap sabar dan terus menempa diri bersama massa adalah proses yang harus dijalani sekarang.

Ada hal yang perlu diingat, bahwa sosialisme tidak dapat menyelesaikan masalah di dunia secara instan. Sosialisme adalah capaian awal untuk menghancurkan kelas, negara, dan penghisapan kapitalisme. Itu berarti diawali dengan kerja-kerja massa konkret yang menginginkan pembebasan dengan persatuan seluruh kaum tertindas. Dimulai dari menekuni kerja agitasi propaganda, duduk belajar setara, membangun keyakinan bersama, mengorganisir, sampai siap berdiri mengangkat senjata terkuat massa, yaitu persatuan. Perpecahan di dalam internal perjuangan harus dihindari dan mulai membangun kekuatan front strategis sampai menuju partai massa rakyat sebagai kesadaran tertinggi perjuangan. Jika kekuasaan sudah berhasil direbut, maka dimulai lah kerja kita menyongsong massa rakyat demokratis. Komunal modern yang akan menjadi jalan baru bagi massa rakyat dunia.

Dan buatmu para pelajar dan mahasiswa, kawan Marx pernah mengatakan ini, “Ilmu tidak boleh menjadi kesukaan diri sendiri. Mereka yang beruntung mampu mencurahkan dirinya kepada pengujian ilmu, harus yang pertama-tama menempatkan pengetahuan mereka untuk mengabdi umat manusia. Bekerjalah untuk umat manusia.” Ayo berjuang dan belajar setara bersama.

KAUM BURUH SEDUNIA BERSATULAH!


-Stuppa-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pengalaman Mengajarkan Kalau Kita Tidak Pernah Belajar"

Manusia hidup dalam satu garis lurus kehidupan. Garis itu tidak pernah benar-benar lurus sampai kita menemukan rute yang kita inginkan. Entah itu bernasib mujur ataupun sangat menyakitkan, tugas kita hanya memilih yang paling memungkinkan untuk menang. Malangnya manusia yang belum menemukan mesin waktu. Tidak bisa membaca masa depan, sehingga hanya bisa berspekulasi akan peluang keberhasilan pilihan. Begitupun tidak bisa mundur ke masa lalu, karena hanya membuang waktu merubah yang terlanjur sudah tergariskan. Dalam suatu masa, seorang kawan absurdku pernah dengan percaya diri menggunakan ilmunya membaca garis tangan. Dari sejuta harap akan masa depan yang baik, nyatanya tidak benar-benar membantu kita mengambil keputusan yang benar. Hanya bunyi peringatan supaya jangan menjadi keledai yang jatuh terus ke lubang yang sama. Kata orang bijak, pengalaman adalah guru yang paling terbaik di kehidupan. Nyatanya, guru terbaik itu hanya memberikan satu jawaban mutlak. "Manusia itu terlanj...

Media hiburan eksploitasi kemiskinan

Hari-hari kita selama dan pasca bulan ramadhan beberapa tahun lalu diselingi dengan banyaknya acara hiburan di layar kaca. Acara hiburan yang diproduksi layaknya barang pada pabrik itu sukses mengalihkan waktu kita untuk berdiam diri menikmati suguhan tersebut. Melihat media hari ini, kita harusnya menyadari satu hal. Adanya trend genre acara hiburan yang menurutku sudah berkembang lama dalam industri ini, yaitu mengeksploitasi kemiskinan. Bukan, ini bukan berbicara eksploitasi pekerja dalam relasi produksi pada media tersebut. Tetapi, ini berbicara acara hiburan di media kita yang mengumbar kemiskinan rakyat sebagai strategi menarik minat penonton layarkaca untuk menonton acara tersebut. Acara hiburan yang menampilkan "rakyat miskin" layaknya objek tontonan masyarakat. Diumbar kehidupannya, dari kesusahan hidup sampai aib keluarga. Siapa yang memiliki kesusahan dan aib "terbaik" akan terus diekspos sampai membuat malu mereka.  Kemudian mereka dipaksa mengikuti ...

Aku milik dunia: Siapa aku yang bisa berada?

~So little time, try to understand that I'm Trying to make a move just to stay in the game, i try to stay awake and remember my name But Everybody's Changing, and I don't feel the same~  Keane - Everybody's Changing ... Aku terbaring dalam keadaan penuh amarah, sedih, dan segala bentuk emosi negatif. Dipaksakan cepat raga ini untuk bangkit sekadar memperhatikan sebuah kebenaran. Kebenaran di depan sebuah kaca yang aku ratapi dalam setiap lekuk rupanya. "Kamu tidak memiliki siapapun atau apapun di dunia. Bahkan rupa yang kamu lihat di depan inipun bukan milikmu." ujarnya membentak. Lantas, aku ini bagaimana? Tidakkah satu molekul ataupun sel dapat rupanya aku klaim sebagai kepemilikanku? Ternyata tidak, aku hanya bernafsu untuk diakui ada dan mengadakan. Aku terlalu banyak berharap di dunia yang terlanjur paradox ini. Semakin lama masa bergerak, kamu mulai terasa asing. Berlari ke sana ke mari, menopangkan jiwa pada nasib yang tidak pernah konsisten memutusk...