"Gereja itu bukan soal bangunan namun orang-orangnya." Itulah ucapan yang sering terdengar dari banyak orang saat diriku kecil. Menceritakan gereja yang sekarang berarti mengulik kisah bagaimana dulu reformasi dilakukan para "pembaharu". Mereka merubah stigma "istana suci" para Vatikan menjadi "persekutuan umat" yang tulus dengan kepercayaannya. Kini 500 tahun reformasi gereja sudah berlalu dan masih banyak cerita kecil menggelayutinya. Cita-cita Martin Luther, Yohanes Calvin, Ulrich Zwingli, dan lain-lain untuk menjadikan gereja bersama umat sebagai tempat berjuang lepas dari penindasan dan perilaku korup kekuasaan kini terlihat seperti angan belaka. Pandanganku bermula untuk mengatakan yang terjadi di gereja tidaklah berbeda jauh dengan otoritas kepercayaan/keagamaan lainnya, formalitas upacara keagamaan dan pragmatisme patron yang menguasainya. Gereja seharusnya memiliki keberpihakan kepada rakyat tertindas serta memiliki sikap berada di ten...